Yogyakarta, 26 April 2011
Sekitar tahun 1950-an, lima tahun sesudah kemerdekaan di kota Pematangsiantar, telah banyak berdiri berbagai jenis sekolah yang dikelola oleh Gereja Katolik. Karya di bidang pendidikan ini sebenarnya mulai sejak Gereja Katolik berdiri di Pematangsiantar, yaitu tahun 1931.
Sebelum SMA Budi Mulia lahir, oleh Yayasan “Cinta Rakyat” yang berdiri pada tanggal 29 Mei 1956 dan merupakan peralihan dari BADAN PENYELENGGARA SEKOLAH-SEKOLAH RK di PEMATANGSIANTAR, didirikan dan diasuh berbagai jenis sekolah. YAitu SD, Sekolah Teknologi Pertama, SMP dan SGA. OlehYayasan “Cinta Kaum Wanita” yang diasuh oleh para suster dan Schijndel (jalan Sibolga), didirikan Sekolah Kepandaian Putri (SKP) yang merupakan perubahan dari SKG (Sekolah Kepandaian Gadis), pada tahun 1953.
Akan tetapi hingga tahun 1958, di Pematangsiantar belum ada sebuah SMA pun yang langsung diasuh oleo pihak Sereja Katolik. Dengan keadaan demikian, maka perlu dipikirkan dan dirintis untuk mendirikan sebuah Sekolah Menengah Umum Tingkat Atas.
Atas dorongan iman yang teguh dan semangat kerasulan yang tinggi, yang sedang membara waktu itu, maka oleh para Pastor Paroki yaitu pastor KRAMER (Alm), mulailah digagasi untuk mebdirikan sebuah sekolah. Walaupun tenaga untuk mengasuh SMA ini masih belum tersedia sepenuhnya, maka cukup kiranya langkah pertama dapat diambil beberapa tenaga dari para guru SMP dan SGA yang ada pada waktu itu.
Maka pada tanggal 1 Agustus 1958, secara resmi berdirilah sebuah SMA Katolik di Pematangsiantar, dengan nama: SMA “SETIA”. Pada waktu itu pimpinan dipercayakan kepada Bapak Alfonsus Saragi, yang pada waktu itu adalah salah seorang guru SMP Cinta Rakyat. Kini Bapak Saragi telah pension, ex Kepala SMA Negeri Lubuk Pakam.
SMA Setia ini berdiri dengan membuka 2 buah local, yaitu untuk Kelas Jurusan B dan jurusan C. Setelah berjalan setahun lamanya, maka dirasa perlu untuk lebih memantapkan kehidupan masa depan SMA tersebut. Untuk itu, diperlukan “Bapak Angkat” yang mengasuh kehidupan seterusnya. Kebetulan, Kongregasi Budi Mulia telah mulai menginjakkan kakinya di Pematangsiantar, sehingga ditakari untuk mengelola SMA tersebut, apalagi tenaga-tenaga Bruder pada waktu cukup mampu menyelenggarakan SMA.
Mulailah pada tanggal 1 Agustus 1959 secra resmi perguruan SMA ini diserahkan kepada Kongregasi Bruder Budi Mulia, sehingga ditangani langsung oleo Yayasan Budi Mulia. Karena itu, maka nama SMA ini diganti menjadi SMA Budi Mulia.
Tahun demi tahun, perkembangan SMA ini ternyata cukup meyakinkan, baik tentang jumlah siswa, maupun jumlah kelas, serta pengelolaan yang lebih baik. Jika pada waktu berdirinya hanya terdiri dari 2 kelas, maka pada thun 1965, bertambah menjadi 11 kelas dan pada tahun 1979 menjadi 12 kelas. Berhubung animo untuk memasuki SMA Budi Mulia ini terus menerus tak terbendung, maka pertambahan jumlah lokal perlu terus ditingkatkan juga, yaitu mulailah dengan 15 kelas pada tahun 1980, pada tahun 1981 menjadi 17 kelas, dan untuk selanjutnya, pada tahun 1982 diakhiri dengan jumlah kelas yang diperkirakan tak akan bertambah lagi, yaitu berjumlah 19 kelas. Setelah kelas berjumlah 19 buah, maka mulailah sekolah kita menjalankan masa belajar pagi dan sore hari.
Sekolah yang dilaksanakan pada pagi hari adalah utnuk kelas II dan III, dimulai jam 07.45—13.30 WIB, sedangkan kelas I masuk sore hari, dimulai jam 13.30-15.45. Setelah jumlah kelas menjadi 19, maka kini jumlah siswa rata-rata setiap tahun mencapai sekitar 800 anak. Berdasarkan atas catatan pada Buku Induk, jumlah siswa yang terdaftar (baik yang telah lulus, maupun yang kemudian keluar), serta yang masih belajar di bangku sekolah, selama 25 tahun ini tercatat sejumlah 5673 (lima ribu enam ratus tujuh puluh tiga) orang anak.
Setelah SMA Budi Mulia melaksanakn tugas pengabdian untuk mengelola para siswa dengan baik, maka pada tanggal 1 Agustus 1965, secara resmi diberikan Status Sekolah Bersubsidi atau Status Sekolah Swasta yang mendapatkan sokongan berupa subsidi menurut arti P.P. No. 32 tahun 1958. Status ini didapatkan berdasarkan atas Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 4331/BS/B.II, tertanggal 20 Desember 1963.
Sebelum status SMA ini diberikan sebagai Sekolah Swasta Bersubsidi, SMA Budi Mulia adalah berstatus diakui berdasarkan atas Piagam Pengakuan SMA Swasta bernomor 8/13, pada tanggal 1 September 1961, tertanda : Kepala Urusan Pendidikan SMA No. 13/1960 tanggal 23 September 1960 tentang “Peraturan Syarat-syarat Pembukaan dan Penyelenggaraan SMA Swasta:.
Dengan peralihan dari Status “Diakui”, menjadi Status Bersubsidi ini, maka SMA Budi Mulia semakin mantap dalam mengelola pendidikan lebih lanjut.